Wednesday, April 29, 2009

KONVENSYEN BERAKHIRNYA AGENDA ZIONIS

KONVESYEN BERAKHIRNYA AGENDA ZIONIS

Tarikh: 9 Mei 2009
Hari: Sabtu
Masa: 8 pagi - 5 petang
Tempat: Dewan Merdeka, Pusat Dagangan Dunia Putra (PWTC), Kuala Lumpur
Penyertaan: RM 10 (dibayar semasa hadir)
Anjuran: PEMBINA dan Aman Palestine
Maklumat lanjut di http://www.kbaz.net

Konvensyen yang bertujuan mengumpulkan para belia dari seluruh pelusuk tanah air agar menghayati dan memahami isu ini turut akan mengadakan pameran dan jualan sepanjang berlangsungnya konvensyen.

PANELIS:

1. Dr. Mohsen Saleh, Pengarah Institute of Islamic Political Thought (IIPT), London

2. Dr. Azzam al-Tamimi, Pengarah Besar, Pusat Penyelidikan dan Pengajian Az-Zaytouna, Lubnan

3. Dr. Roslan b Mohd Nor, Penerima Anugerah Akademik Institut Al-Makhtoum 2003 & 2006, PhD in 'Islamic Jerusalem Studies', Aberdeen University Scotland

ATURCARA KONVENSYEN:

8.00 pg: Pendaftaran Peserta

8.30 pg: PEMBENTANGAN 1 - Dr. Roslan bin Mohd Nor (Kejatuhan Islam dan Kewujudan Negara Israel)

9.30 pg: Ucapan - Ustaz Abdullah Zaik bin Abd Rahman (Pengerusi Eksekutif Aman Palestin Sdn Bhd)

10.45 pg: Jamuan ringan

11.00 pg : Pembentangan 2 - Dr. Azzam al-Tamimi (Sejauh Manakah Kesan Kewujudan Zionis pada Dunia Sejagat)

12.00 tgh: Pembentangan 3 - Dr. Mohsen Saleh (Hakikat Zionis dan Agenda yang Dipropagandakan)

1.00 ptg: Rehat, makan dan solat

2.00 ptg: Pembentangan 4 - Dr. Azzam al-Tamimi (Peranan Seorang Muslim dalam Menghadapi Musuh Zionis)

3.00 ptg: Pembentangan 5 - Dr. Mohsen Saleh (Kebangkitan Islam di Palestin dan Status Agenda Zionis Masa Kini)

4.00 ptg: Majlis Penutup & Ucapan Penangguhan - Dr. Kamil Azmi Tohiran, Presiden Persatuan Belia Islam Nasional (PEMBINA)

Penyertaan masih terbuka kepada semua. Kepada sesiapa yang berminat untuk menyertai konvensyen ini bolehlah mendaftarkan diri kepada nama-nama dibawah, tempat adalah terhad:

Telefon: 03-8926 7019
Faksimili: 03- 8925 9963
E-mail: kbaz2009@yahoo.com
Website: http://kbaz.net/
SMS: taip dan hantar ke 019 - 6077372

BERMINAT MENAJA?

Kepada sesiapa yang ada kelapangan wang ringgit atau mempunyai sahabat handai yang dermawan serta hartawan bolehlah menghulurkan derma bagi menjayakan program yang besar lagi bermakna kepada kita semua.

Derma bolehlah disalurkan kepada:
Aman Palestin Berhad
Bank Islam Malaysia Berhad: 12029010047880
Maybank Malaysia Berhad: 562263010787
Bank Muamalat Malaysia Berhad: 12070005133717
Baca Lagi...

Monday, April 20, 2009

Forum Aku Dibius Cinta

Baca Lagi...

Thursday, April 16, 2009

Salam Imtihan

Amanat NC buat mahasiswa sempena peperiksaan akhir: Amanat NC
Baca Lagi...

Sunday, April 12, 2009

Abdullah bin Abbas, Pemuda yang Luas Ilmunya

“Ya Ghulam, maukah kau mendengar beberapa kalimat yang sangat berguna?” tanya Rasulullah suatu ketika pada seorang pemuda cilik.

“Jagalah (ajaran-ajaran) Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya selalu menjagamu. Jagalah (larangan-larangan) Allah maka engkau akan mendapati-Nya selalu dekat di hadapanmu.”

Pemuda cilik itu termangu di depan Rasulullah. Ia memusatkan konsentrasi pada setiap patah kata yang keluar dari bibir manusia paling mulia itu. “Kenalilah Allah dalam sukamu, maka Allah akan mengenalimu dalam duka. Bila engkau meminta, mintalah pada-Nya. Jika engkau butuh pertolongan, memohonlah pada-Nya. Semua hal telah selesai ditulis.”

Pemuda yang beruntung itu adalah Abdullah bin Abbas. Ibnu Abbas, begitu ia biasa dipanggil. Dalam sehari itu ia menerima banyak ilmu. Bak pepatah sekali dayung tiga empat pula terlam-paui, wejangan Rasulullah saat itu telah memenuhi rasa ingin tahunya. Pelajaran aqidah, ilmu, dan amal sekaligus ia terima dalam sekali pertemuan.

Keakrabannya dengan Rasulullah sejak kecil membuat Ibnu Abbas tumbuh menjadi seorang lelaki berkepribadian luar biasa. Keikhlasannya seluas padang pasir tempatnya tinggal. Keberanian dan gairah jihadnya sepanas sinar matahari gurun. Kasihnya seperti oase di tengah sahara.

Hidup bersama dengan Rasulullah benar-benar telah membentuk karakter dan sifatnya. Sebuah kisah menarik melukiskan bagaimana Ibnu Abbas ingin selalu dekat dengan dan belajar dari Rasulullah. Suatu ketika, benaknya dipenuhi rasa ingin tahu yang besar tentang bagaimana cara Rasulullah shalat. Malam itu, sengaja ia menginap di rumah bibinya, Maimunah binti Alharits, istri Rasulullah. Sepanjang malam ia berjaga, sampai terdengar olehnya Rasulullah bangun untuk menunaikan shalat. Segera ia mengambil air untuk bekal wudhu Rasulullah.

Di tengah malam buta itu, betapa terkejutnya Rasulullah menemukan Abdullah bin Abbas masih terjaga dan menyediakan air wudhu untuknya. Rasa bangga dan kagum membuncah dalam dada Rasulullah. Beliau menghampiri Ibnu Abbas, dan dengan lembut dielusnya kepala bocah belia itu. “Ya Allah, berikan dia keahlian dalam agama-Mu, dan ajarilah ia tafsir kitab-Mu,” demikian do’a Rasulullah malam itu.

Setelah berwudhu, Rasul kembali masuk ke rumah untuk menunaikan shalat malam bersama istrinya. Tak tinggal diam, Ibnu Abbas pun ikut menjadi makmumnya. Awalnya ia berdiri sedikit di belakang Rasulullah, kemudian tangan Rasulullah menariknya untuk maju dan hampir sejajar dengan beliau. Tapi kemudian ia mundur ke belakang, kembali ke tempatnya semula. Usai shalat, Rasulullah bertanya pada Ibnu Abbas, kenapa ia melakukan hal itu. “Wahai kekasih Allah dan manusia, tak pantas kiranya aku berdiri sejajar dengan utusan Allah,” jawabnya. Di luar dugaan, Rasulullah tidaklah marah atau menunjukkan raut muka tidak suka. Beliau justru tersenyum ramah menyejukkan hati siapa saja yang melihatnya. Bahkan beliau mengulangi doa yang dipanjatkan saat Ibnu Abbas membawa air untuk berwudhu tadi. Abdullah bin Abbas lahir tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah.

Saat Rasulullah wafat, ia masih sangat belia, 13 tahun umurnya. Semasa hidupnya Rasulullah benar-benar akrab dengan mereka yang hampir seusia dengan Abdullah bin Abbas. Ada Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, dan sahabat-sahabat kecil lainnya.

Kerap kali Rasulullah meluangkan waktu dan bercanda bersama mereka. Tapi tak jarang pula Rasulullah menasehati mereka. Saat Rasulullah wafat, Ibnu Abbas benar-benar merasa kehilangan. Sosok yang sejak mula menjadi panutannya, kini telah tiada. Siapa lagi yang menghibur kepedihan di malam dingin dan gelap dengan senyum dan doa yang sejuk tiada tara. Siapa lagi yang menanam semangat saat jiwa layu dan hati lusuh tertutup debu.

Tapi keadaan seperti itu tak berlama-lama mengharu-biru perasaannya. Ibnu Abbas segera bangkit dari kesedihannya, iman tak boleh dibiarkan terus menjadi layu. Meski Rasulullah telah berpulang, semangat jihad tak boleh berkurang. Maka Ibnu Abbas pun mulai melakukan perburuan ilmu.

Didatanginya sahabat-sahabat senior, ia bertanya tentang apa saja yang mesti ditimbanya. Tak hanya itu, ia juga mengajak sahabat-sahabat lain yang seusianya untuk belajar pula. Tapi sayang, tak banyak yang mengikuti jejak Ibnu Abbas. Sahabat-sahabat Ibnu Abbas merasa tak yakin, apakah sehabat-sahabat senior mau memperhatikan mereka yang masih anak-anak ini. Meski demi-kian, hal ini tak membuat Ibnu Abbas patah semangat. Apa saja yang menurutnya belum dipahami, ia tanyakan pada sahabat-sahabat yang lebih tahu.

Ia ketuk satu pintu dan berpindah ke satu pintu rumah sahabat-sahabat Rasulullah. Tak jarang ia harus tidur di depan pintu para sahabat, karena mereka sedang istirahat di dalam rumahnya. Tapi betapa terkejutnya mereka tatkala menemui Ibnu Abbas sedang tidur di depan pintu rumahnya.

“Wahai keponakan Rasulullah, kenapa tak kami saja yang menemui Anda,” kata para sahabat yang menemukan Ibnu Abbas tertidur di depan pintu rumahnya beralaskan selembar baju yang ia bawa.

“Tidak, akulah yang mesti mendatangi Anda,” kata Ibnu Abbas tegas. Demikiankan kehidupan Ibnu Abbas, sampai kelak ia benar-benar menjadi seorang pemuda dengan ilmu dan pengetahuan yang tinggi. Saking tingginya dan tak berimbang dengan usianya, ada orang yang bertanya tentangnya.

“Bagaimana Anda mendapatkan ilmu ini, wahai Ibnu Abbas?” “Dengan lidah dan gemar bertanya, dengan akal yang suka berpikir,” demikian jawabnya. Karena ketinggian ilmunya itulah ia kerap menjadi kawan dan lawan berdiskusi para sahabat senior lainnya. Umar bin Khattab misalnya, selalu memanggil Ibnu Abbas untuk duduk bersama dalam sebuah musyawarah.

Pendapat-pendapatnya selalu didengar karena keilmuannya. Sampai-sampai Amirul Mukminin kedua itu memberikan julukan kepada Ibnu Abbas sebagai “pemuda tua”.

Do’a Rasulullah yang meminta kepada Allah agar menjadikan Ibnu Abbas sebagai seorang yang mengerti perkara agama telah terwujud kiranya. Ibnu Abbas adalah tempat bertanya karena kege-marannya bertanya. Ibnu Abbas tempat mencari ilmu karena kesukaannya mencari ilmu.

Salah seorang sahabat utama, Sa’ad bin Abi Waqash pernah berkata tentang Ibnu Abbas. “Tak seorang pun yang kutemui lebih cepat mengerti dan lebih tajam berpikirnya seperti Ibnu Abbas. Ia juga adalah orang yang banyak menyerap ilmu dan luas sifat santunnya. Sungguh telah kulihat, Umar telah memanggilnya saat menghadapi masalah-masalah pelik. Padahal di sekelilingnya masih banyak sahabat yang ikut dalam Perang Badar. Lalu majulah Ibnu Abbas menyampaikan pendapatnya, dan Umar tidak hendak berbuat melebihi apa yang dikatakan Ibnu Abbas.”

Pada masa Khalifah Utsman, Ibnu Abbas mendapat tugas untuk pergi berjihad ke Afrika Utara. Bersama pasukan dalam pimpinan Abdullah bin Abi Sarh, ia berangkat sebagai mujahid dan juru dakwah. Di masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, ia pun menawarkan diri sebagai utusan yang akan berdialog dengan kaum khawarij dan berdakwah pada mereka. Sampai-sampai lebih dari 15.000 orang memenuhi seruan Allah untuk kembali pada jalan yang benar.

Di usianya yang ke 71 tahun, Allah memanggilnya. Saat itu umat Islam benar-benar kehilangan seorang dengan kemampuan dan pengetahuan yang luar biasa. “Hari ini telah wafat ulama umat,” kata Abu Hurairah menggambarkan rasa kehilangannya. Semoga Allah memberikan satu lagi penggantinya.]

Sumber: http://www.tarbiyah.net/
Baca Lagi...

Saturday, April 11, 2009

SOLAT HAJAT KTC

Majlis Solat Hajat dan Bacaan Yasin
Ahad (12.4.2009)

7.00pm
Dewan Astana, Kolej Tuanku Canselor

Anjuran JURUTEK FKE + BADAR KTC

SEMUA DIJEMPUT HADIR
Baca Lagi...

Thursday, April 2, 2009

Solat Hajat Perdana



Baca Lagi...
Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template